Rabu, 23 Maret 2011

ROSULULLOH MUHAMMAD SAW, SANG MUTIARA.:

ALLOHUMMA SOLLIY 'ALA SAYYIDINA WA MAULANA MUHAMMAD...
BACALAH dan RENUNGKANLAH...!

Rosululloh Muhammad SAW, ia manusia mutiara yg memilih hidup sebagai jelata Tidak pernah makan kenyang lebih dari tiga hari, karena sesudah hari kedua ia tak punya makanan lagi. Ia menjahit bajunya sendiri dan menambal sandalnya sendiri. Panjang rumahnya 4,80 m, lebar 4,62 m. Ia manusia yang paling dicintai Tuhan dan paling mencintai Tuhan, tetapi oleh Tuhan orang kampung Thaif diizinkan melemparinya dengan batu yang membuat jidatnya berdarah. Ia bahkan dibiarkan oleh Tuhan sakit sangat panas badan oleh racun Zaenab wanita Yahudi. Muhammad SAW dijamin surganya, tetapi ia selalu takut kepada Tuhan sehingga menangis di setiap sujudnya.

Sayyidina Umar bin Khaththab r.a. menemui Rasulullah SAW di kamar beliau, lalu beliau mendapati Rosululloh tengah berbaring di atas sebuah tikar usang yang pinggirnya telah lapuk. Jejak tikar itu membekas di belikat... beliau, sebuah bantal yang keras membekas di bawah kepala beliau, dan jalur kulit samakan membekas di kepala beliau. Di salah satu sudut kamar itu terdapat gandum sekitar satu gantang. Di bawah dinding terdapat qarzh (semacam tumbuhan untuk menyamak kulit).

Air mata syyidina ‘Umar bin Khaththab r.a. meleleh. Ia tidak kuasa menahan tangis karena iba dengan kondisi pimpinan tertinggi umat Islam itu. Rasulullah SAW melihat air mata ‘Umar r.a. yang berjatuhan, lalu bertanya “Apa yang membuatmu menangis, Ibnu Khaththab?”

‘Umar r.a. menjawab dengan kata-kata yang bercampur-aduk dengan air mata dan perasaannya yang terbakar, “Wahai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis, sedangkan tikar ini membekas di belikat Anda, sedangkan aku tidak melihat apa-apa di lemari Anda? Kisra dan Kaisar duduk di atas tilam dari emas dan kasur dari beludru dan sutera, dan dikelilingi buah-buahan dan sungai-sungai, sementara Anda adalah Nabi dan manusia pilihan Allah!”

Lalu Rasulullah SAW menjawab dengan senyum tersungging di bibir beliau, “Wahai Ibnu Khaththab, kebaikan mereka dipercepat datangnya, dan kebaikan itu pasti terputus. Sementara kita adalah kaum yang kebaikannya ditunda hingga hari akhir. Tidakkah engkau rela jika akhirat untuk kita dan dunia untuk mereka?”

‘Umar menjawab, “Aku rela.” (HR. Hakim, Ibnu Hibban dan Ahmad)

Dalam riwayat lain disebutkan: ‘Umar berkata, “Wahai Rasulullah, sebaiknya Anda memakai tikar yang lebih lembut dari tikar ini.” Lalu, Rasulullah SAW menjawab dengan khusyuk dan merendah diri, “Apa urusanku dengan dunia? perumpamaan diriku dengan dunia itu tidak lain seperti orang yang berkendara di suatu hari di musim panas, lalu ia berteduh di bawah sebuah pohon, kemudian ia pergi dan meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi)

Anas bin Malik, pelayan Rasulullah pernah memperlihatkan kepadaku (Zaid bin Tsabit) tempat minum Rasulullah yang terbuat dari kayu keras yang dipatri dengan besi, dengan gelas kayu itulah Rasulullah minum air, perasan kurma, madu dan susu. (HR.Tarmidzi)

Sedangkan perabotan lain yang tampak adalah baju besi yang biasa dipakai saat beliau perang. Akan tetapi tak lama sebelum beliau meninggal, baju itu digadaikan kepada seorang Yahudi dengan 30 sha' gandum. Seperti yang diceritakan Aisyah, ketika beliau wafat, baju itu berada di tangan Yahudi dan belum ditebusnya.

Anas bin Malik berkata, "Tidak pernah Rasulullah duduk menghadapi meja makan yang penuh hidangan, sampai beliau wafat. Dan tidak pernah beliau makan roti enak dan lembut sampai wafat" (HR.Bukhari)

Kehidupan sehari-hari di rumah Rasulullah dipenuhi dengan kedamaian, ketentraman, dan keharmonisan, walaupun rumah itu jauh dari kemewahan dan keberadaan.

ALLOHUMMA SOLLIY "ALA SAYYIDINA WA MAULANA MUHAMMAD....

http://sahabat-muslim99.blogspot.com/ 

Cari Blog Ini

KIRIMKAN SMS ANDA LEWAT BLOG KAMI GRATIS.:

يس

free counters